Halaman
TERBENTUKNYA KESADARAN
NASIONAL DAN PERKEMBANG-
AN PERGERAKAN KEBANGSA-
AN INDONESIA
Analisa Kuis
Sejak J.R. Logan menggunakan kata “Indone-
sia” untuk menyebut penduduk dan
kepulauan Nusantara (1850), maka istilah
“Indonesia” mulai dikenal. Bahkan beberapa
tokoh banyak yang menulis artikel tentang
keberadaan Nusantara dengan istilah
“Indonesia”, dan tidak lagi dengan Istilah
“Hindia–Belanda”.
Dalam perkembangan selanjutnya, istilah
“Indonesia” dijadikan sebagai nama
organisasi para mahasiswa Indonesia di
negara Belanda, yaitu perhimpunan Indone-
sia (Indonesische Vereeniging). Istilah
“Indonesia” makin populer lagi setelah
ditetapkannya Ikrar Sumpah Pemuda.
Sekarang coba analisalah arti penting peng-
gunaan istilah “Indonesia” bagi perjuangan
bangsa Indonesia dan adakah hubungannya
dengan proses pergerakan bangsa Indonesia.
Analisalah hal tersebut agar kalian makin
tertarik mempelajari bab ini secara
keseluruhan.
Namun pada umumnya bentuk
perlawanan semacam itu menga lami
kegagalan.
Akibat kegagalan demi
kegagalan itu, mak a mulai awal
abad X X l ahir p emikiran u ntuk
mengubah strategi perjuangan dari
perjuangan yang dilakukan
sebelumnya. Kemudian lahir sistem
perjuangan baru yang dikenal
dengan kebangkitan nasional.
Dengan adanya pergantian strategi
perjuangan dala m melawan
penjajah akhirnya bangsa Indone-
sia berhasil mewujudkan persatuan
dan kesatuan bangsa untuk meng-
usir penjajah. Salah satu bentuk
perjuangan baru yakni melalui or ga-
nisasi-organisasi modern, seper ti
Perhimpunan Indonesia (tokoh-
tokoh PI terlihat pada gambar).
Bangsa Indonesia mengalami penderitaan
akibat penjajahan mulai awal abad XVII
sampai abat XX. Pada masa penjajahan bangsa
Indonesia telah berusaha sekuat tenaga untuk
mengusir penjajah dan bercita-cita menjadi
bangsa yang mer deka bebas dari penjajahan.
Berbagai bentuk perlawanan terhada p penjajah
yang dilakukan oleh para raja, bangsawan
maupun tokoh masyarakat, dan tokoh agama
dilaku-kan dengan cara mengangkat senjata.
Sumber:
Ensiklopedi Umum untuk Pelajar ,
2005
Galeri Pengetahuan Sosial 2
102
P
e
t
a
K
o
n
s
e
p
T
e
r
b
e
n
t
u
k
n
y
a
K
e
s
a
d
a
r
a
n
N
a
s
i
o
n
a
l
d
a
n
P
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n
P
e
r
g
e
r
a
k
a
n
K
e
b
a
n
g
s
a
a
n
I
n
d
o
n
e
s
i
a
Meliputi
Per
g
erakan
Keban
g
saan Indonesia
Mendorong munculnya
Manifesto politik, Konggres Pemuda 1928,
dan Konggres Perempuan I
Timbulnya
Elite Nasional
Peranan pers
dalam pergerakan
Nasional
Masa awal Per-
gerakan Nasional
(Tahun 1900-an)
Masa radikal
(Tahun 1920-1927)
Masa moderat
(Tahun 1930-an)
Terdiri dari
Terdiri dari
Terbentuknya
Kesadaran Nasional
Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
103
A. TERBENTUKNYA KESADARAN NASIONAL
1. Pelaksanaan Politik Etis
Perubahan politik di negeri Belanda membawa pengaruh bagi
kebijakan pada negara-negara jajahan Belanda, termasuk Indone-
sia (Hindia Belanda). Golongan liberal di negeri Belanda yang
mendapat dukungan yang besar dari kalangan masyarakat,
mendesak pemerintah Belanda untuk meningkatkan kehidupan di
wilayah jajahan. Salah satu penganut politik liberal adalah Van
Deventer.
Desakan ini mendapat dukungan dari pemerintah Belanda.
Dalam pidato negara pada tahun 1901, Ratu Belanda, Wihelmina
mengatakan “
Negeri Belanda mempunyai kewajiban untuk
mengusahakan kemakmuran dari penduduk Hindia Belanda
”.
Pidato tersebut menandai awal kebijakan memakmurkan Hindia
Belanda yang dikenal sebagai Politik Etis atau Politik Balas Budi.
Adapun tujuan politik etis adalah:
a. Edukasi
: menyelenggarakan pendidikan.
b. Irigasi
: membangun sarana dan jaringan pengairan.
c. Transmigrasi/imigrasi
: mengorganisasi perpindahan penduduk.
Politik etis yang dilaksanakan Belanda dengan melakukan
perbaikan bidang irigasi, pertanian, transmigrasi, dan pendidikan,
sepintas kelihatan mulia. Namun di balik itu, program-program ini
dimaksudkan untuk kepentingan Belanda sendiri.
2. Timbulnya Elite Nasional (Kaum Terpelajar Pribumi)
Salah satu dampak pelaksanaan Politik Etis adalah melahirkan
golongan cerdik, karena berkat diselenggarakannya pendidikan
(cendikiawan). Sekolah-sekolah yang ada pada waktu itu adalah
HIS (
Holands Inlandsche School
) yang diperuntukkan bagi
keturunan Indonesia asli yang berada pada golongan atas,
sedangkan untuk golongan Indonesia asli dari kelas bawah
disediakan sekolah kelas dua. Dalam pendidikan tingkat menengah
disediakan HBS (
Hogere Burger School
), MULO (
Meer
Uiterbreit Ondewijs
), AMS (
Algemene Middlebared School
).
Di samping itu ada beberapa sekolah kejuruan/keguruan seperti
Kweek School
,
Normal School
.
Adapun untuk pendidikan tinggi, ada Pendidikan Tinggi Teknik
(
Koninklijk Institut or Hoger T echnisch Ondewijs in Nether-
lands Indie
), Sekolah Tinggi Hukum (
Rechshool
), dan Sekolah
Tinggi Kedokteran yang berkembang sejak dari Sekolah Dokter
Jawa, Stovia, Nias, dan GHS (
Geneeskundige Hooge School
).
Pendidikan kesehatan (kedokteran tersebut di atas) yang sejak
2 Januari 1849 semula lahir sebagai sekolah dokter Jawa, kemudian
Ajang Curah
Pendapat
Untuk menambah pe-
mahaman kalian, dis-
kusikanlah mengenai
keuntungan-keuntung-
an bagi bangsa Indo-
nesia dengan adanya
politik Balas Budi Be-
landa. Diskusikan juga
mengapa Politik Balas
Budi dimaksudkan
untuk kepentingan
Belanda sendiri.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
104
pada tahun 1875 diubah menjadi Ahli Kesehatan Bumi Putra
(
Inlaends Geneekundige
). Dalam perkembangannya pada tahun
1902 menjadi Dokter Bumi Putra (
Inlands Arts
). Sekolah ini diberi
nama STOVIA (
School Tot Opleideng Van Indische Artsen
)
kemudian pada tahun 1913 diubah menjadi NIAS (
Netherlands
Indische Artesen School
).
Dengan kemajuan di bidang pendidikan ini melahirkan
golongan cerdik dan pandai yang mulai memikirkan perjuangan
bangsa Indonesia dalam menghadapi penjajah.
3. Latar Belakang Pembentukan Organisasi Pergerakan
Nasional
Sejak kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Nusanta-
ra pada abad ke-16, bangsa Indonesia telah mengadakan
perlawanan.
Namun segala bentuk perlawanan yang dilakukan tersebut
selalu mengalami kegagalan. Adapun faktor penyebab gagalnya
perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah adalah:
a. Perjuangan bersifat kedaerahan.
b. Perlawanan tidak dilakukan secara serentak.
c. Masih tergantung pimpinan (jika pemimpin tertangkap,
perlawanan terhenti).
d. Kalah dalam persenjataan.
e. Belanda menerapkan politik adu domba (
devide et impera
).
Berdasarkan pengalaman tersebut, kaum terpelajar ingin
berjuang dengan cara yang lebih modern yaitu menggunakan
kekuatan organisasi. Pada tanggal 20 Mei 1908 kaum terpelajar
mendirikan wadah perjuangan yang dikenal dengan Budi Utomo.
Lahirnya Budi Utomo ini kemudian diikuti oleh lahirnya organisasi-
organisasi sosial, ekonomi, dan politik yang lain. Lahirnya organisasi-
organisasi tersebut menandai lahirnya masa pergerakan nasional.
Pergerakan nasional ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda
dengan pergerakan bangsa Indonesia sebelumnya. Pergerakan
nasional setelah tahun 1908 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Pergerakan bersifat kebangsaan (nasional).
b. Pergerakan menggunakan sistem organisasi yang modern dan
demokratis, serta tidak terpusat pada pimpinan.
c. Pergerakan didirikan oleh kaum terpelajar yang memiliki
pandangan luas dan jauh ke depan.
d. Bentuk perjuangan tidak bersifat fisik, melainkan gerak sosial,
ekonomi, dan pendidikan.
Sumber:
Sejarah Nasional
Indonesia,
1993
Gambar 6.1
Para mahasiswa
Stovia sedang melakukan
praktikum anatomi.
Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
105
Adapun laju pergerakan nasional Indonesia disebabkan oleh
faktor dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
a. Faktor dari dalam negeri
Faktor-faktor yang mendorong pergerakan nasional yang
muncul dari bangsa sendiri di antaranya adalah:
1) penderitaan yang berkepanjangan,
2) lahirnya golongan cendikiawan, dan
3) kenangan kejayaan masa lampau yang pernah dialami
bangsa Indonesia pada zaman Sriwijaya dan Majapahit.
b. Faktor dari luar negeri
Faktor yang berpengaruh terhadap munculnya pergerakan
nasional Indonesia yang berasal dari luar negeri adalah:
1) kemenangan Jepang atas Rusia 1905,
2) kebangkitan nasional negara-negara tetangga seperti In-
dia dan Filipina,
3) pengaruh masuknya paham-paham baru seperti nasional-
isme dan demokrasi.
4. Peranan Pers dalam Pergerakan Nasional
Pergerakan nasional merupakan hal yang baru dalam sistem
perjuangan bangsa dalam menghadapi penjajah. Hal yang baru
tersebut tidak akan bisa berkembang dan dimengerti oleh
masyarakat luas tanpa adanya informasi yang disebarluaskan di
kalangan masyarakat umum. Pers merupakan sarana yang sangat
penting dalam menyebarluaskan informasi. Media pers yang berupa
surat kabar dan majalah memiliki andil yang besar di dalam
menyebarluaskan suara nasionalisme (kebangsaan) Indonesia.
Pers yang ada pada waktu itu antara lain:
a.
Darmo Kondo
, dikelola oleh Budi Utomo.
b.
Oetoesan Hindia
, dikelola oleh Sarekat Islam.
c.
Het Tijdschrift
dan
De Expres
, yang diterbitkan
Indische
Partij
.
De Expres
dipimpin oleh Dauwes Dekker (Dr. Danudirja
Setyabudi), yaitu keturunan Indo Belanda yang memiliki jiwa
nasionalis Indonesia.
d. Surat kabar Mataram
. Surat kabar Mataram banyak menulis
tentang pendidikan, seni, dan budaya penderitaan rakyat dan
penindasan, serta perkembangan pergerakan nasional. Tokoh
yang banyak menulis pada surat kabar Mataram yaitu Suwardi
Suryaningrat.
Sumber:
Sejarah Nasional
Indonesia,
1993
Gambar 6.2
Pers Nasional
di masa pergerakan.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
106
e. Majalah Hindia Putra
. Majalah ini diterbitkan pada tahun
1916 oleh
Indesche Vereeniging
, yakni organisasi mahasiswa
Indonesia di negara Belanda. Pada tahun 1924 Majalah Hindia
Putra diubah namanya menjadi Indonesia Merdeka.
f. Majalah Indonesia mer deka
Majalah ini memiliki peran penting yaitu:
1) Menyebarkan cita-cita mencapai kemerdekaan.
2) Memperkuat cita-cita kesatuan dan persatuan Bangsa In-
donesia.
Majalah ini beredar di berbagai negara seperti Belanda, Jerman,
Prancis, Mesir, Malaya, dan Indonesia. Pada tahun 1930
pemerintah Hindia Belanda melarang peredaran majalah In-
donesia Merdeka di wilayah Indonesia.
B. PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
Masa pergerakan kebangsaan Indonesia ditandai dengan
berdirinya organisasi-organisasi pergerakan modern. Masa
pergerakan kebangsaan tersebut dibedakan menjadi 3 masa, yakni
masa awal (perkembangan) pergerakan nasional, masa radikal,
dan masa moderat.
1. Masa Awal (Perkembangan) Pergerakan Nasional
(Tahun 1900-an)
a. Budi Utomo
Budi Utomo berdiri atas prakarsa dari Dokter Wahidin
Sudirohusodo yang berpendapat bahwa untuk mewujudkan
masyarakat yang maju pendidikan harus diperluas. Pendidikan ini
dapat dilaksanakan dengan usaha sendiri tanpa menuntut
pemerintah kolonial. Adapun caranya dengan membentuk Dana
Pelajar. Gagasan Dokter Wahidin Sudirohusodo ini pun mendapat
dukungan dari masyarakat luas.
Pada akhir tahun 1907 Dr. Wahidin Sudirohusodo berpidato
menyampaikan gagasan ini di depan mahasiswa Stovia (Sekolah
Dokter Pribumi) di Jakarta. Pidato Dr. Wahidin Sudirohusodo
mendapat tanggapan positif dari mahasiswa Stovia.
Kemudian Sutomo seorang mahasiswa Stovia segera meng-
adakan pertemuan dengan teman-temannya guna membicarakan
usaha memperbaiki nasib bangsa. Pada hari Minggu tanggal 20
Mei 1908, Sutomo beserta kawan-kawannya berkumpul di Jakarta
dan sepakat mendirikan Budi Utomo yang berarti “usaha mulia”.
Tujuan Budi Utomo adalah mencapai kemajuan dan meningkatkan
Sumber:
Sejarah Nasional
Indonesia,
1993
Gambar 6.3
Wahidin
Sudirohusodo.
Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
107
derajat bangsa melalui pendidikan dan kebudayaan. Para
mahasiswa Stovia yang tergabung di dalam Budi Utomo antara
lain Sutomo sebagai ketua, M. Suradji, Muhammad Saleh, Ms.
Suwarno, Sulaiman, Gunawan Mangunkusumo, Muhammad
Sulaiman, dan Gumbreg.
Pada tanggal 5 Oktober 1908 Budi Utomo mengadakan
kongres di Jogjakarta. Kongres tersebut menghasilkan keputusan:
1) Budi Utomo tidak ikut mengadakan kegiatan politik.
2) Bergerak di bidang pendidikan sebagai pusat pergerakan.
3) Jogjakarta ditetapkan sebagai pusat pergerakan.
4) Wilayah pergerakan terbatas di Jawa dan Madura.
5) RT. Tirto Kusumo (Bupati Karanganyar).
Sejak tahun 1915 kegiatan Budi Utomo berubah tidak hanya
bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, tetapi bergerak
dalam bidang politik. Kegiatan Budi Utomo dalam bidang politik
adalah sebagai berikut.
1) Ikut duduk dalam Komite
Indie Weerbaar
(Panitia Ketahanan
Hindia Belanda) dari Indonesia.
2) Ikut mengusulkan dibentuknya Dewan Perwakilan Rakyat
(Volksraad).
3) Tokoh Indonesia yang ikut duduk dalam Volksraad, yaitu S.
Suryokusuma.
4) Merencanakan program politik untuk mewujudkan pemerin-
tahan parlemen berdasarkan kebangsaan.
5) Ikut bergabung ke dalam Permufakatan Perhimpunan-per-
himpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) yang
diprakarsai oleh Bung Karno pada tahun 1927.
6) Bergabung dengan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) menjadi
Partai Indonesia Raya (Parindra) tahun 1935.
Karena sebagai organisasi modern yang pertama kali muncul
di Indonesia, maka pemerintah RI menetapkan tanggal berdirinya
Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
b. Sarekat Islam
Pergerakan ini pada mulanya bernama Sarekat Dagang Is-
lam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada
tahun 1911. Tujuannya adalah memperkuat persatuan pedagang
pribumi agar mampu bersaing dengan pedagang asing terutama
pedagang Cina. Namun pada tanggal 10 September 1912 SDI
diubah menjadi Sarekat Islam (SI).
Tujuan pergantian nama ini didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut:
Sumber:
Ensiklopedi
Umum untuk Pelajar,
2005
Gambar 6.4
dr. Sutomo.
Serasi
(Serba-serbi Sosial)
Upaya Semaun untuk
mengomuniskan
seluruh SI melalui SI
Sayap Kiri gagal pada
pemungutan suara
sehingga komunis
harus keluar dari SI.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
108
1) Ruang gerak pergerakan ini lebih luas, tidak terbatas dalam
masalah perdagangan melainkan juga bidang pendidikan dan
politik.
2) Anggota pergerakan ini tidak hanya terbatas dari kaum
pedagang, tetapi kaum Islam pada umumnya.
SI adalah organisasi yang bercorak sosial, ekonomi, pendi-
dikan, dan keagamaan, namun dalam perkembangannya SI juga
bergerak di bidang politik. SI tumbuh sebagai organisasi massa
terbesar pertama kali di Indonesia.
Pada tanggal 20 Januari 1913 Sarekat Islam mengadakan
kongres yang pertama di Surabaya. Dalam kongres ini diambil
keputusan bahwa:
1) SI bukan partai politik dan tidak akan melawan pemerintah
Hindia Belanda.
2) Surabaya ditetapkan sebagai pusat SI.
3) HOS Tjokroaminoto dipilih sebagai ketua.
4) Kongres pertama ini dilanjutkan kongres yang kedua di Sura-
karta yang menegaskan bahwa SI hanya terbuka bagi rakyat
biasa. Para pegawai pemerintah tidak boleh menjadi anggota
SI karena dipandang tidak dapat menyalurkan aspirasi rakyat.
Pada tanggal 17-24 Juni 1916 diadakan kongres SI yang ketiga
di Bandung. Dalam kongres ini SI sudah mulai melontarkan per-
nyataan politiknya. SI bercita-cita menyatukan seluruh penduduk
Indonesia sebagai suatu bangsa yang berdaulat (merdeka).
Tahun 1917 SI mengadakan kongres yang keempat di Jakarta.
Dalam kongres ini SI menegaskan ingin memperoleh pemerintahan
sendiri (kemerdekaan). Dalam kongres ini SI mendesak pemerintah
agar membentuk Dewan Perwakilan Rakyat (
Volksraad
).
SI mencalonkan H.O.S. Tjokroaminoto dan Abdul Muis sebagai
wakilnya di Volksraad.
Antara tahun 1917–1920 perkembangan SI sangat terasa
pengaruhnya dalam dunia politik di Indonesia. Corak demokratis
dan kesiapan untuk berjuang yang dikedepankan SI, ternyata
dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh sosialis untuk mengembangkan
ajaran Marxis. Bahkan beberapa pimpinan SI menjadi pelopor
ajaran Marxis (sosialis) di Indonesia dan berhasil menghasut
sebagian anggota SI. Pemimpin-pemimpin SI yang merupakan
pelopor ajaran Marxis (sosialis) di antaranya Semaun dan Darsono.
Sebagai akibat masuknya paham sosialis ke tubuh SI yang
dibawa Sneevliet melalui Semaun CS, pada tahun 1921 SI pecah
menjadi dua:
Sumber:
Ensiklopedi Umum
untuk Pelajar,
2005
Gambar 6.5
H.O.S Tjokro-
aminoto.
Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
109
1)
SI sayap kanan atau SI Sayap putih
SI ini tetap berlandaskan nasionalisme dan keislaman.
Tokohnya HOS Cokroaminoto dan H. Agus Salim serta Surya
Pranoto. Pusatnya di Jogjakarta.
2)
SI sayap kiri atau SI sayap merah
SI ini berhalauan sosialis kiri (komunis) yang nantinya
menjadi PKI. Tokohnya Semaun. Adapun pusatnya di
Semarang.
Pada Kongres nasional SI ketujuh di Madiun tahun 1923 SI
diganti menjadi PSI atau Partai Sarekat Islam. Tujuannya untuk
menghapus kesan SI dari pengaruh sosialisme kiri. Tahun 1929
Partai Sarekat Islam (PSI) diganti lagi menjadi Partai Sarekat Is-
lam Indonesia (PSII).
c. Muhammadiyah
Muhammadiyah berdiri di Jogjakarta pada tanggal 18
Nopember 1912. Pendirinya K.H. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah
merupakan organisasi yang berasaskan Islam dan berhaluan
nonpolitik. Kegiatannya selain dalam bidang agama juga bergerak
dalam bidang pendidikan, sosial, dan budaya.
Tujuan organisasi ini adalah mewujudkan umat Islam yang
cerdas dan berwawasan kebangsaan. Pada tahun 1918 kaum
wanita Muhammadiyah juga mendirikan Aisyiah. Tujuan Aisyiah
adalah meningkatkan peran Muhammadiyah dalam mewujudkan
tujuan Muhammadiyah pada umumnya. Kegiatan Aisyiah hampir
sama dengan Muhammadiyah, yaitu bergerak dalam bidang
pendidikan, sosial dan budaya.
Untuk mencapai tujuannya, Muhammadiyah mendirikan
lembaga pendidikan, sosial, masjid, dan penerbitan. Selain itu,
Muhammadiyah mengadakan berbagai bentuk pertemuan yang
membahas masalah- masalah Islam.
Meskipun tidak menempuh jalur politik, Muhammadiyah
mampu menarik banyak pendukung. Muhammadiyah memiliki ca-
bang yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara dan amat berpe-
ran dalam memajukan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
d. Indische Partij (IP)
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember
1912. Pendiri IP terkenal dengan sebutan tiga serangkai, yaitu
Douwes Dekker (ketua), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi
Suryaningrat (wakil ketua). Indische Partij adalah organisasi
pergerakan nasional Indonesia pertama kali yang terang-terangan
bergerak di bidang politik. Tujuan Indische Partij, yaitu
menumbuhkan dan meningkatkan nasionalisme untuk memajukan
Sumber:
Ensiklopedi Umum
untuk Pelajar,
2005
Gambar 6.6
K.H. Ahmad
Dahlan.
Sumber:
Sejarah Nasional
Indonesia,
1993
Gambar 6.7
Tiga Serangkai.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
110
tanah air yang dilandasi jiwa nasional serta mempersiapkan
kehidupan rakyat yang merdeka.
Dalam program kerjanya ditetapkan langkah-langkah untuk
menyukseskan Indische Partij yaitu:
1) Meresapkan cita-cita kesatuan nasional Indonesia.
2) Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di
bidang pemerintahan maupun kemasyarakatan.
3) Memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian
antara agama yang satu dengan agama yang lain.
4) Memperbesar pengaruh pro Hindia (Indonesia) di dalam
pemerintahan.
5) Memperbaiki keadaan ekonomi bangsa Indonesia, terutama
memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
2. Masa Radikal (Tahun 1920 – 1927-an)
Perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah pada
abad XX disebut masa radikal karena pergerakan-pergerakan
nasional pada masa ini bersifat radikal/keras terhadap pemerintah
Hindia Belanda. Mereka menggunakan asas nonkooperatif.
Organisasi-organisasi yang bersifat radikal adalah:
a. Perhimpunan Indonesia (PI)
Organisasai ini pada mulanya bernama
Indische Vereeniging
yang berdiri di negeri Belanda pada tahun 1908. Organisasi ini
dipelopori oleh para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di
Belanda. PI pada mulanya bergerak di bidang sosial, tahun 1922
namanya diganti menjadi
Indonesia Vereeniging
.
Tokoh-tokoh pendiri Perhimpunan Indonesia antara lain R.P.
Sosro Kartono, R.Husein Djoyodiningrat, R.M Noto Suroto,
Notodiningrat, Sutan Kasyayangan Saripada, Sumitro Kolopaking,
dan Apituley.
Di samping bergerak di bidang sosial, organisasi ini merambah
ke dunia politik. Untuk menyalurkan gagasannya mereka
menerbitkan majalah
Hindia Putra
. Kegiatan ini makin radikal
setelah tahun 1924 berganti nama Perhimpunan Indonesia (PI).
Kemudian majalah Hindia Putra diganti nama menjadi
Indonesia
Merdeka
. Tokohnya yang terkenal terutama Moh. Hatta dan
Ahmad Subarjo.
PI banyak menulis artikel perjuangan di Indonesia Merdeka.
Perhimpunan Indonesia juga mendatangi kongres-kongres di luar
negeri untuk memperoleh dukungan. Perhimpunan Indonesia di
bawah pimpinan Moh. Hatta diakui oleh organisasi lain di Indone-
sia sebagai pelopor dalam perjuangan diplomasi ke luar negeri.
Aktivitas Mandiri
Untuk menambah
pengetahuan kalian,
coba jelaskan mengapa
Douwes Dekker yang
sebenarnya masih
keturunan Belanda
bersimpati terhadap
perjuangan bangsa
Indonesia.
Serasi
(Serba-serbi Sosial)
Gagasan kemerdekaan
Indonesia yang disam-
paikan Perhimpunan
Indonesia mendorong
munculnya beberapa
organisasi di Indone-
sia, seperti Perhimpun-
an Pelajar-Pelajar
Indonesia (PPPI), Jong
Indonesia (pemuda
Indonesia), dan partai
Nasional Indonesia
(PNI).
Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
111
Dalam pertemuan-pertemuan yang dihadirinya ditegaskan
tentang tuntutan Indonesia merdeka, seperti pada Kongres Liga
Demokrasi Internasional pertama di Paris tahun 1926 dan Kongres
Liga Demokrasi Internasional kedua tahun 1927 di Berlin yang
menyokong perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Keyakinan
yang dikembangkan untuk mencapai tujuan itu adalah:
1) Perlunya persatuan seluruh tanah Indonesia.
2) Perlunya mengikutsertakan seluruh tanah air Indonesia.
3) Adanya perbedaan kepentingan antara penjajah dan yang dijajah
maka tidak mungkin adanya kerja sama (non kooperatif).
4) Perlunya kerja sama dan segala cara harus dilakukan untuk
memulihkan jiwa dan raga kehidupan bangsa Indonesia yang
rusak akibat penjajahan.
Karena kegiatan Perhimpunan Indonesia tidak disukai oleh
Belanda, maka pada bulan September 1927 pemimpin-pemimpin
Perhimpunan Indonesia ditangkap dan diadili. Pemimpin tersebut
antara lain Mohammad Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, Ali
Sastroamidjoyo, dan Abdul Madjid Djojodiningrat. Dalam pengadilan
di Deen Haag bulan Maret 1928 Moh Hatta mengajukan pembelaan
dengan judul
Indonesia Vrij
(Indonesia Merdeka). Keempat tokoh
tersebut akhirnya dibebaskan karena tidak terbukti bersalah, tetapi
Belanda tetap mengawasi dengan ketat kegiatan Perhimpunan
Indonesia.
b. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Ajaran komunis masuk ke Indonesia dibawa oleh orang
Belanda, yaitu H.J.F.M. Sneevliet, yang bekerja pada sebuah surat
kabar di Semarang. H.J.F.M. Sneevliet mendirikan partai yang
berhaluan komunis dengan nama
Indische Social Democraties
The Vereeniging
(ISDV). Namun ternyata, ajaran komunis kurang
mendapat respons dari masyarakat, sehingga merubah taktik
penyebarluasan pengaruh dengan melakukan penyusupan ke
organisasi-organisasi yang telah ada. Salah satu korban penyusupan
komunis adalah SI, melalui tokoh Semaun dan Darsono. Akhirnya
pada tanggal 23 Mei 1920 dibentuklah organisasi dengan nama
Partai Komunist Hindia yang pada bulan Desember tahun yang
sama namanya dirubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pada tanggal 16 Desember 1926 PKI melakukan pem-
berontakan di berbagai tempat di Pulau Jawa. Tapi berhasil
dipadamkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Adapun di Sumatra
Barat, pemberontakan PKI baru meletus pada tanggal 1 Januari
1927, tetapi dalam waktu tiga hari pemberontakan tersebut dapat
dipadamkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Sumber:
Ensiklopedi Umum
untuk Pelajar,
2005
Gambar 6.8
Tokoh perhim-
punan Indonesia. Dari kiri ke
kanan G. Mangunkusumo,
Mohammad Hatta, Iwa
Kusuma Sumatri, Sastromul-
yono, dan M. Sartono.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
112
Akibat pemberontakan yang gagal ini pemerintah kolonial
makin bertindak keras dan tegas terhadap organisasi-organisasi
pergerakan nasional yang ada pada saat itu.
c. Nahdatul Ulama
Pendiri NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dari Pondok
Pesantren Tebu Ireng. NU berdiri pada tanggal 31 Januari 1926.
NU bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan budaya.
Tujuannya adalah mencerdaskan umat Islam dan menegakkan
syariat agama Islam berdasarkan Mazhab Syafi’i.
Selain bergerak dalam bidang agama pendidikan, sosial, dan
budaya NU juga bergerak dalam bidang politik. Hal tersebut dapat
dilihat dari kegiatannya yaitu mendorong kepada rakyat untuk
memperoleh kemerdekaan. Setelah Indonesia merdeka pada tahun
1946 NU menyatakan sebagai organisasi sosial politik.
d. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Organisasi ini semula bernama Perserikatan Nasional Indo-
nesia. PNI berdiri di Bandung pada tangal 4 Juli 1927. Pendirinya
adalah Ir. Soekarno, Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskaq Cokroadisuryo,
Mr. Sunaryo, M. Budiarto, dan dr. Samsi. Dalam kongres
Perserikatan Nasional yang pertama di Surabaya, Perserikatan
Nasional Indonesia diubah namanya menjadi Partai Nasional In-
donesia (PNI). Tujuannya adalah mencapai Indonesia Merdeka
atas usaha sendiri. Adapun ideologinya adalah marhaenisme,
bersifat mandiri, dan nonkooperatif.
Sebagai wadah persatuan politik yang ada di Indonesia pada
tanggal 17 Desember 1927 diselenggarakan kongres pertama
dengan tujuan agar langkah dan perjuangan partai-partai yang ada
seragam.
Sumber:
Ensiklopedi Nasional Indonesia,
1997
Gambar 6.9
Suasana Kongres PNI 1929.
Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
113
Dalam kongresnya di Surabaya pada tahun 1928 PNI berhasil
menyusun program kegiatan dalam bidang politik, ekonomi, dan
sosial.
1)
Dalam bidang politik
a) Memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan.
b) Pan Asianisme (memperkuat hubungan dengan bangsa-
bangsa Asia yang masih terjajah).
c) Menuntut kebebasan pers, berserikat, dan warga negara.
d) Menyebarkan pengetahuan sejarah nasionalisme untuk
mengembangkan nasionalisme.
2)
Dalam bidang ekonomi
a) Mengajarkan prinsip perekonomian nasional berdikari,
membantu pengembangan perindustrian dan perdagangan
nasional.
b) Mendirikan bank nasional dan koperasi untuk mencegah
riba.
3)
Dalam bidang sosial
a) Memajukan pengajaran nasional.
b) Memperbaiki kedudukan wanita dengan manganjurkan
monogami.
c) Memajukan serikat buruh, serikat tani, dan pemuda.
Pesatnya perkembangan PNI menyebabkan Belanda
khawatir. Dengan alasan PNI akan mengadakan pemberontakan,
maka tokoh-tokoh PNI ditangkap Belanda dan diajukan ke
pengadilan kolonial. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya Ir. Soekarno,
Markun Sumadiredja, Gatot Mangkupraja, dan Supriadinata. Dalam
pengadilan di Bandung, Ir. Soekarno membacakan pembelaannya
yang sangat terkenal dengan judul “Indonesia Menggugat”. Bulan
April 1930 Ir. Soekarno dijatuhi hukuman 4 tahun penjara dan di
penjara di Sukamiskin Bandung, sedangkan tokoh lainnya dihukum
antara satu sampai dua tahun. Akhirnya pada tahun 1931 PNI
bubar kemudian muncul Partindo dan PNI Baru.
3. Masa Moderat (Tahun 1930-an)
Sejak tahun 1930 organisasi-organisasi pergerakan Indone-
sia mengubah taktik perjuangannya, mereka menggunakan taktik
kooperatif (bersedia bekerja sama) dengan pemerintah Hindia
Belanda.
Sebab-sebab perubahan taktik ini antara lain disebabkan:
a. Terjadinya krisis malaise yang melanda dunia.
Sumber:
Ensiklopedi
Nasional Indonesia,
1997
Gambar 6.10
Tokoh-tokoh
PNI di depan gedung
pengadilan di Bandung tahun
1930. Ir. Soekarno berdiri di
tengah.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
114
b. Sikap pemerintah kolonial makin tegas dan keras terhadap
partai-partai yang ada sebagai dampak PKI yang gagal
memberontak.
Organisasi-organisasi yang berhaluan moderat antara lain:
a. Partindo 1931
Setelah Ir.Soekarno dan kawan-kawannya ditangkap Belanda,
Mr. Sartono dan tokoh PNI yang lepas dari incaran Belanda segera
mengadakan kongres luar biasa PNI. Dalam kongres luar biasa ini
Mr. Sartono menghendaki PNI dibubarkan dengan alasan agar
pergerakan nasional tetap dapat melanjutkan perjuangannya.
Setelah PNI bubar Mr. Sartono mendirikan Partai Indonesia
(Partindo). Asas Partindo nonkooperatif, mandiri, dan kerakyatan.
b. PNI Baru 1931
Dengan dibubarkannya PNI dan berdirinya Partindo
menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda di kalangan tokoh PNI
sendiri. Kelompok Moh. Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan partai
baru dengan Nama Partai Nasional Baru (PNI) Baru. PNI baru
didirikan di Jogjakarta tahun 1931. Asas PNI Baru nonkooperatif,
mandiri, dan kerakyatan. Tujuan PNI Baru lebih menekankan
kepada pendidikan kader dan massa untuk meningkatkan semangat
kebangsaan dalam perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia.
c. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Partai ini didirikan oleh dr. Sutomo tahun 1935. Parindra adalah
partai peleburan antara Budi Utomo dan PBI.
Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya yang mulia
dan sempurna, karena bersifat kooperatif, maka Parindra
mempunyai wakil-wakil di Dewan Perwakilan Rakyat (
Volksraad
).
Tokoh Parindra yang duduk di Volkstraad ialah Moh. Husni Tamrin,
R. Sukardjo Pranoto, R.P. Suroso, Wiryoningrat, dan Mr. Susanto
Tirtoprodjo.
Usaha-usaha yang dilakukan Parindra antara lain:
1) Membentuk usaha rukun tani.
2) Mendirikan organisasi rukun tani.
3) Membentuk serikat pekerja.
4) Menganjurkan rakyat agar menggunakan barang-barang
produk sendiri dan lain-lain.
d. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Gerindo berdiri di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 sebagai
akibat bubarnya Partindo. Adapun yang menjabat sebagai ketuanya
adalah Adnan Kapau Ghani (A. K. Ghani). Adapun anggota Gerindo
Ajang Curah
Pendapat
Bersama kelompokmu
buatlah timelines
berdirinya organisasi-
organisasi pergerakan
Indonesia sejak tahun
1900 sampai dengan
tahun 1940. Berilah
keterangan pada setiap
organisasi yang
didirikan.
Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
115
di antaranya adalah anggota-anggota Partindo, yaitu Mr. Moh
Yamin, Mr. Amir Syarifudin, Mr. Sartono, S. Mangunsarkoro,
Mr.Wilopo, dan Nyonopranoto. Tujuan Gerindo adalah tercapainya
Indonesia merdeka. Sikap Gerindo yaitu kooperatif.
e. Gabungan Politik Indonesia (Gapi)
Berdirinya Gabungan Politik Indonesia (Gapi) dilatarbelakangi
adanya penolakan petisi Sutarjo dan gentingnya situasi internasional
menjelang pecahnya Perang Dunia II. Gapi bukanlah sebuah partai,
melainkan hanya sebuah wadah kerja sama partai-partai.Gapi
berdiri tanggal 21 Mei 1939. Partai-partai yang tergabung dalam
Gapi antara lain Gerindo, Parindra, Pasundan, Persatuan Minahasa,
PSII dan Persatuan Partai Katholik (PPK).
Gapi menuntut hak untuk menentukan nasib dan pemerintahan
sendiri. Pada kongres yang pertama tanggal 4 Juli 1939 Gapi
menuntut Indonesia berparlemen.
Selain organisasi-organisasi seperti tersebut di atas masih
banyak organisasi kepemudaan dan keagamaan lainnya yang ada
dan berkembang pada masa itu antara lain:
a. Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) tahun 1928.
b. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) tahun 1937)
c. Jong Islamieten Bond.
d. Sumatra Thawalib, yang lahir di Minangkabau tahun 1918.
e. Persatuan Pemuda Kristen
f. Persatuan Pemuda Katholik.
C. PERAN MANIFESTO POLITIK 1925, KONGRES
PEMUDA 1928, DAN KONGRES PEREMPUAN
PERTAMA
1. Manifesto Politik 1925
Manifesto Politik adalah suatu pernyataan terbuka tentang
tujuan dan pandangan seseorang atau suatu kelompok terhadap
negara. Konsep manifesto politik Perhimpunan Indonesia
sebenarnya telah dimunculkan dalam Majalah
Hindia Poetra
edisi
Maret 1923, akan tetapi Perhimpunan Indonesia baru menyam-
paikan manifesto politiknya secara tegas pada awal tahun 1925
yang kemudian dikenal sebagai
Manifesto Politik 1925.
Cita-cita Perhimpunan Indonesia tertuang dalam 4 pokok ideo-
logi dengan memerhatikan masalah sosial, ekonomi, dan menempat-
kan kemerdekaan sebagai tujuan politik yang dikembangkan sejak
tahun 1925 dengan rumusan sebagai berikut.
Cinderamata
Sosial
1. Carilah sumber ba-
caan seperti buku,
koran majalah atau
internet yang
menjelaskan
biografi dr.Sutomo.
2. Tuliskan secara
singkat tentang per-
juangan dr. Sutomo
dalam menghadapi
penjajah.
3. Baca dengan jelas
dan berikan komen-
tar (presentasikan)
di depan kelas bio-
grafi dan kisah per-
juangan dr. Sutomo
tersebut.
4. Kumpulkan kepada
guru mata pela-
jaran.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
116
a. Kesatuan nasional
Mengesampingkan pembedaan-pembedaan sempit yang
terkait dengan kedaerahan, serta dibentuk suatu kesatuan aksi
untuk melawan Belanda guna menciptakan negara kebangsaan
Indonesia yang merdeka dan bersatu.
b. Solidaritas
Terdapat perbedaan kepentingan yang sangat mendasar
antara penjajah dengan yang dijajah (Belanda dengan Indonesia).
Oleh kerena itu, tanpa membeda-bedakan antarorang Indonesia,
maka harus menyatukan tekad untuk melawan orang kulit putih.
c. Nonkooperasi
Harus disadari bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah. Oleh
karena itu, hendaklah dilakukan perjuangan sendiri-sendiri tanpa
mengindahkan lembaga yang telah ada yang dibuat oleh Belanda
seperti Dewan Perwakilan Kolonial (
Volksraad
).
d. Swadaya
Perjuangan yang dilakukan haruslah mengandalkan kekuatan
diri sendiri. Dengan demikian, perlu dikembangkan struktur alternatif
dalam kehidupan nasional. Politik, sosial, ekonomi hukum yang kuat
berakar dalam masyarakat pribumi dan sejajar dengan administrasi
kolonial (Ingelson, 1983: 5). Dalam rangka merealisasikan keempat
pikiran pokok tersebut diwujudkan ideologi.
Manifesto politik di atas menggambarkan tujuan yang hendak
dicapai bangsa Indonesia dan cara-cara untuk mencapai tujuan.
Tujuan bangsa Indonesia sudah jelas, yaitu kemerdekaan bangsa
dan tanah air.Kemerdekaan bangsa Indonesia harus dicapai dengan
persatuan dan melalui usaha sendiri serta aksi massa yang sadar.
Adanya perjuangan dan asas Perhimpunan Indonesia yang jelas
dan tegas tersebut sangat menggugah semangat perjuangan dan
persatuan bangsa Indonesia, khususnya di kalangan pemuda,
sehingga mendorong lahirnya Sumpah Pemuda.
2. Sumpah Pemuda 1928
a. Kelahiran Sumpah Pemuda
Sejak dirintisnya organisasi yang bersifat nasional Budi Utomo,
pemuda juga tergugah untuk membentuk organisasi-oganisasi yang
memperjuangakan nasib bangsanya. Semula di Indonesia terdapat
macam-macam organisasi pemuda yang pada awal kemunculannya
dapat dibedakan menjadi tiga macam:
Ajang Curah
Pendapat
Bersama kelompokmu
coba diskusikan dan
berikan tanggapan
mengenai 4 pokok
ideologi perhimpunan
Indonesia. Menurut
kelompokmu, sebera-
pa besarkah manifesto
politik PI 1925
terhadap munculnya
pergerakan nasional?
Dan masih relevankah
4 pokok ideologi PI
untuk dikembangkan
pada masa sekarang?
Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
117
1)
Bersifat kedaerahan
Tumbuhnya organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan
ditandai dengan berdirinya organisasi Tri Koro Dharmo. Organisasi
ini berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta. Pendirinya seorang
mahasiswa kedokteran bernama Satiman Wiryosanjoyo, Kadarman,
Sunardi, dan beberapa pemuda lainnya.
Pada tahun 1918 namanya diubah menjadi Jong Java.
Kemudian disusul berdirinya organisasi-organisasi pemuda yang
lain yang bersifat kedaerahan. Antara lain Jong Sumantra Bond,
Jong Selebes, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Batak, dan Sekar
Rukun (Pasundan). Berdirinya organisasi-organisasi pemuda
kedaerahan ini merupakan tanda-tanda tumbuhnya kesadaran
berorganisasi yang pada akhirnya menumbuhkan kesadaran
nasional.
2)
Bersifat nasional
Tumbuhnya kesadaran nasional di kalangan pemuda ditandai
dengan berdirinya organisasi-organisasi pemuda yang bersifat
nasional, antara lain Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
dan Pemuda Indonesia.
3)
Bersifat keagamaan
Organisasi-organisasi pemuda yang bersifat keagamaan,
antara lain Jon Islami Bond, Anshor Nahdatul Ulama, Pemuda
Muhammadiyah, Persatuan Pemuda Kristen, dan Persatuan
Pemuda Katholik. Pemuda-pemuda tersebut termotivasi oleh
keinginan untuk bersatu dan kesadaran bahwa kemerdekaan In-
donesia akan tercapai hanya dengan persatuan.
Untuk menggabungkan semua organisasi kedaerahan menjadi
satu kesatuan, mereka mengadakan Kongres Pemuda Indonesia.
Selama zaman penjajahan Belanda, Kongres Pemuda Indonesia
diselenggarakan tiga kali:
1)
Kongres Pemuda Indonesia I, berlangsung di Jakarta
pada tahun 1926
Pada Kongres Pemuda Indonesia I yang berlangsung tanggal
30 April – 2 Mei tahun 1926 di Jakarta telah diikuti oleh semua
organisasi pemuda. Namun, Kongres Pemuda Indonesia I belum
dapat menghasilkan keputusan yang mewujudkan persatuan seluruh
pemuda. Kongres Pemuda Indonesia I hanyalah persiapan Kongres
Pemuda Indonesia II.
Sumber:
Sejarah Nasional
Indonesia,
1993
Gambar 6.11
Peserta
Kongres Pemuda Indonesia
bulan Oktober 1928 di
Jakarta.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
118
2)
Kongres Pemuda Indonesia II, berlangsung di Jakar ta
pada tahun 1928
Kongres Pemuda Indonesia II pada tanggal 27 – 28 Oktober
berlangsung di Jakarta. Pusat penyelenggaraan kongres tersebut
di Gedung Indonesische Club di Jl. Kramat Raya 106, tetapi
keseluruhan sidang diselenggarakan di tiga tempat. Pemuda bekerja
keras mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, termasuk
menyusun panitia kongres.
Pada malam penutupan tanggal 28 Oktober 1928, Kongres
Pemuda Indonesia II mengambil keputusan sebagai berikut.
a) Menerima lagu “Indonesia Raya” ciptaan W.R. Supratman
sebagai lagu Kebangsaan Indonesia.
b) Menerima sang “Merah Putih” sebagai Bendera Indonesia.
c) Semua organisasi pemuda dilebur menjadi satu dengan nama
Indonesia Muda (berwatak nasional dalam arti luas).
d) Diikrarkannya “Sumpah Pemuda” oleh semua wakil pemuda
yang hadir.
Isi Ikrar Sumpah Pemuda
(1) Kami putra dan putri Indonesia, mengakui bertumpah
darah yang satu, tanah air Indonesia.
(2) Kami putra dan putri Indonesia, mengakui berbangsa
satu, bangsa Indonesia.
(3) Kami putra dan putri Indonesia, mengakui menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sumber:
Ensiklopedi Umum untuk Pelajar ,
2005
Gambar 6.12
Wisma Indonesia, tempat dilaksanakannya Kongres
Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928. Wisma Indonesia terletak di
Jl. Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat.
Serasi
(Serba-serbi Sosial)
Tiga butir kesepakatan
pemuda Indonesia,
hasil kongres pemuda
II (satu tanah air, satu
bangsa, dan satu
bahasa) diusulkan oleh
Muhammad Yamin,
yang merupakan
perwakilan dari Jong
Sumatra.
Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
119
3. Kongres Perempuan Indonesia
Perkembangan organisasi wanita di Indonesia sebagai berikut.
a. Pada tahun 1912 berdiri organisasi wanita yang pertama berna-
ma Putri Mardika, yang merupakan bagian dari Budi Utomo.
Putri Mardika mendampingi para perempuan dalam pendidikan,
memberikan beasiswa, dan menerbitkan majalah sendiri.
b. Pada tahun 1913 di Tasikmalaya berdiri organisasi Keutamaan
Istri yang menaungi sekolah- sekolah yang didirikan oleh Dewi
Sartika.
c. Atas inisiatif Ny. Van Deventer berdirilah Kartini Fonds. Salah
satu usaha Kartini Fonds adalah mendirikan sekolah-sekolah
yang disebut Sekolah Kartini di berbagai kota seperti Batavia,
Cirebon, Semarang, Madiun, dan Surabaya.
d. Pada tahun 1914 di Kota Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat,
Rohkna Kudus mendirikan Kerajinan Amal Setia. Salah satu
usahanya adalah mendirikan sekolah-sekolah untuk wanita.
e. Pada tahun 1917, Siti Wardiah, istri Ahmad Dahlan mendirikan
Aisyiah sebagai bagian dari Muhammadiyah.
f. Organisasi wanita lainnya yang merupakan pengembangan dari
organisasi pria (pemuda) antara lain:
1) Sarekat Putri Islam (dari Sarekat Islam).
2) Ina Tuni (dari Jong Ambon).
3) Jong Java Meisjekring (dari Jong Java).
4) Jong Islami Bond Dames Afeiding (dari Jong Islami).
Adapun tokoh-tokoh wanita Indonesia yang dengan gigih
berusaha memperjuangkan derajat dan emansipasi wanita antara
lain:
a. RA Kartini (1879–1904).
b. Raden Dewi Sartika (1884–1947).
c. Maria Walanda Maramis (1872–1924).
a. Kongres Perempuan Indonesia I
Pada tanggal 22 Agustus 1928 di Jogjakarta diselenggarakan
Kongres Perempuan Indonesia I diikuti berbagai wakil organisasi
wanita di antaranya Ny. Sukamto, Ny. Ki Hajar Dewantara, dan
Nona Suyatin. Kongres berhasil membentuk Perserikatan
Perempuan Indonesia (PPI) dan berhasil merumuskan tujuan
mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan wanita Indonesia
serta mengadakan gabungan atau perikatan di antara perkumpulan
wanita. Pada tangal 28–31 Desember 1929 PPI mengadakan
kongres di Jakarta dan mengubah nama PPI menjadi PPII
(Perserikatan Perhimpunan Istri Indonesia).
Sumber:
Sejarah Nasional
Indonesia,
1993
Gambar 6.13
Kartini
(tengah) sebagai tokoh
pergerakan dan emansipasi
wanita.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
120
Perjuangan bangsa Indonesia sebelum
abad XX secara umum mengalami
kegagalan karena kurangnya persatuan
dan kesatuan.
Pada tanggal 20 Mei 1908 kaum ter-
pelajar mendirikan wadah perjuangan
yang dikenal dengan Budi Utomo.
Budi Utomo adalah organisasi modern
pertama di Indonesia.
Media pers berupa surat kabar dan ma-
jalah memiliki andil yang besar dalam
menyebarluaskan suara nasionalisme
(kebangsaan) Indonesia.
Kongres Pemuda Indonesia II, berlang-
sung di Jakarta pada tahun 1928 yang
menghasilkan:
Ikrar Sumpah Pemuda
–
Kami putra dan putri Indonesia,
mengaku bertumpah darah yang
satu, tanah air Indonesia.
–
Kami putra dan putri Indonesia,
mengaku berbangsa satu, bangsa
Indonesia.
–
Kami putra dan putri Indonesia, me-
ngaku menjunjung bahasa persa-
tuan, bahasa Indonesia.
Pergerakan wanita Indonesia sebe-
narnya telah dimulai sejak perjuangan
R.A Kartini yang memperjuangkan hak-
hak kaum wanita yang dikenal dengan
emansipasi (persamaan hak) kaum
wanita dengan kaum pria.
Kongres Wanita Indonesia I berlang-
sung di Jogjakarta pada tanggal 22
Desember 1928 sehingga tanggal
berlangsungnya Kongres Wanita Indo-
nesia I, ditetapkan sebagai Hari Ibu.
Rangkuman
b. Kongres Perempuan Indonesia II
Tanggal 20–24 Juli 1935 diadakan Kongres Perempuan In-
donesia II di Jakarta dipimpin oleh Ny. Sri Mangunsarkoro. Kongres
tersebut membahas masalah perburuhan perempuan, pemberan-
tasan buta huruf, dan perkawinan.
c. Kongres Perempuan Indonesia III
Kongres Perempuan III berlangsung di Bandung tanggal 23–
28 Juli 1938 dipimpin oleh Ny. Emma Puradireja, membicarakan
hak pilih dan dipilih bagi wanita di badan perwakilan. Dalam kongres
tersebut disetujui RUU tentang perkawinan modern yang disusun
oleh Ny. Maria Ulfah, dan disepakati tanggal lahir PPI 22 Desember
sebagai Hari Ibu.
Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
121
Dengan mempelajari Terbentuknya
Kesadaran Nasional dan Perkembangan
Pergerakan Kebangsaan Indonesia, kita
makin tahu sejarah perjalanan perjuangan
bangsa Indonesia. Kita juga tahu bahwa
munculnya kesadaran nasional dan
pergerakan kebangsaan Indonesia dipelopori
oleh para pemuda dan pelajar. Mereka
dengan segenap pemikiran dan tenaga
berupaya memperjuangkan nasib bangsa
Indonesia dengan lebih sistematis melalui
organisasi-organisasi pergerakan yang
tentunya menuntut adanya kemampuan
berpikir, bekerja sama, berstrategis, dan
berdiplomasi.
Salah satu pelajaran yang dapat kita petik
adalah hasil pemikiran pemuda yang
tercetus dalam Ikrar Sumpah Pemuda. Pada
saat itu masing-masing pemuda saling
menyadari dan mengakui, serta meletakkan
ego kedaerahannya masing-masing untuk
melebur dalam satu kepentingan demi
terwujudnya satu tanah air, satu bangsa, dan
satu bahasa, yaitu Indonesia. Ikrar tersebut
mampu memotivasi seluruh elemen bangsa
untuk bersatu padu mengusir penjajah.
Bagaimanakah dengan pemuda saat ini?
Bagaimana juga dengan kalian? Apakah
sudah mampu mengilhami nilai-nilai
Sumpah Pemuda? Jika sudah, kembangkan
dan tingkatkanlah terus. Jika belum,
mulailah dari sekarang dengan membina
persatuan di sekolah dan masyarakat sekitar.
Petikan Ilmu
(Refleksi Diri)
Ayo Belajar
Aspek: Kognitif
Kerjakan soal-soal berikut di buku tugasmu.
A. Ayo, pilih jawaban yang paling tepat sesuai dengan materi
Terbentuk Kesadaran Nasional dan Perkembangan
Pergerakan Kebangsaan Indonesia, untuk mengevaluasi
daya serap materimu.
a. kaum bangsawan
b. para ulama
c. tokoh-tokoh liberal
d. para pelajar
3. Salah satu faktor yang mendorong
pergerakan nasional yang muncul dari
bangsa sendiri adalah ....
a. pengaruh masuknya paham-paham
baru di Indonesia
b. penderitaan bangsa Indonesia yang
berkepanjangan
c. gugurnya raja-raja yang melawan
penjajah
d. makin luasnya pengaruh Belanda di
lingkungan kerajaan
1. Salah satu dampak pelaksanaan Poli-
tik Etis yang dilakukan oleh Belanda
yaitu ....
a. melahirkan golongan cerdik dan
pandai
b. mendorong lahirnya Sumpah Pe-
muda
c. menambah penerimaan kas Be-
landa
d. mendorong timbulnya perlawanan
rakyat di berbagai daerah
2. Timbulnya pergerakan nasional Indo-
nesia dipelopori oleh ....
Galeri Pengetahuan Sosial 2
122
4. Tujuan utama berdirinya Budi Utomo
yaitu ....
a. mendirikan sekolah pribumi
b. meningkatkan derajat bangsa me-
lalui pendidikan dan kebudayaan
c. mempersatukan para tokoh per-
juangan bangsa dalam melawan
penjajah
d. melakukan perundingan dengan
pihak penjajah
5. Tujuan pokok diselenggarakan Kong-
res Pemuda II pada tahun 1928 ialah
....
a. melatih para pemuda hidup ber-
organisasi
b. untuk mempercepat proses meraih
kemerdekaaan
c. membentuk wadah kegiatan para
pemuda Indonesia
d. mempersatukan seluruh rakyat In-
donesia
6. Tujuan perjuangan Partai Nasional In-
donesia adalah....
a. Indonesia memiliki pemerintahan
sendiri
b. meningkatkan dan memajukan
derajat bangsa Indonesia
c. mencapai Indonesia merdeka atas
usaha sendiri
d. menumbuhkan jiwa nasionalisme di
kalangan bangsa Indonesia
7. Partai berikut yang bersifat radikal da-
lam perjuangan menghadapi penjajah
adalah ....
a. Perhimpunan Indonesia (PI)
b. Partindo 1931
c. Partai Indonesia Raya (Parindra)
d. Gerakan Rakyat Indonesia (Ge-
rindo)
8.
Indische Vereniging
(Perhimpunan
Indonesia) merupakan perkumpulan
Mahasiswa Indonesia di Belanda yang
bersifat ....
a. politik dan radikal
b. politik tetapi moderat
c. non politik dan moderat
d. khusus memperjuangkan kemer-
dekaan Indonesia
9. Sejak tahun 1930 organisasi-organisasi
pergerakan Indonesia mengubah tak-
tik perjuangannya, mereka mengguna-
kan taktik kooperatif atau bersedia
bekerja sama dengan pemerintah
Hindia Belanda, sehingga masa ter-
sebut dikenal dengan ....
a. masa radikal
b. jaman konsultasi
c. masa moderat
d. jaman penegas
10. Tanggal 22 Desember 1928 merupa-
kan hari berlangsungnya Kongres
Wanita Indonesia I, sehingga tanggal
tersebut ditetapkan sebagai ....
a. hari kebangkitan perempuan
b. hari ibu
c. kebangkitan kaum wanita
d. kelahiran emansipasai wanita
B. Ayo, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai
materi T erbentuknya Kesadaran Nasional dan
Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia.
1. Sebutkan faktor-faktor yang mendo-
rong munculnya Pergerakan Nasional
Indonesia.
2. Apa yang dimaksud kelompok elite
nasional?
3. Tunjukkan 3 perbedaan pokok sifat
perjuangan bangsa Indonesia sebelum
tahun1908 dan sesudah tahun1908.
Terbentuknya Kesadaran Nasional dan Perkembangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia
123
–
Salinlah tabel berikut di buku tugasmu dan berilah tanda
pada
kolom yang tersedia atas setiap pernyataan berikut sesuai dengan
pilihanmu.
–
Kerjakan sesuai pemahaman konsepmu mengenai penerapan nilai-
nilai Sumpah Pemuda.
Selamat mengerjakan dan semoga berhasil mengambil dan
menerapkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan
sehari-hari.
Sikap Sosial
Aspek: Afektif
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Penyataan
Mempelajari kesenian dari
daerah lain.
Mengagung-agungkan suku
bangsanya sendiri.
Memilih ketua kelas berdasar-
kan kesamaan daerah asal.
Menggunakan bahasa daerah di
lingkungan sekolah.
Memilih-milih teman berdasar-
kan kesamaan daerah asal.
Tidak mengikuti upacara
bendera.
Mengibarkan bendera Merah
Putih setiap hari besar
kenegaraan.
Mempelajari bahasa asing.
Berdiam diri di rumah ketika
ada kegiatan kerja bakti di
lingkungannya.
Lebih memilih memberi upah
kepada orang lain untuk
menggantikannya dalam
kegiatan ronda malam.
SS S N TS STS Alasan
4. Bagaimana cara
Indhische Partij
menumbuhkan semangat kebangsaan
di masyarakat?
5. Apa hasil dari Kongres Pemuda II?
Galeri Pengetahuan Sosial 2
124
–
Bentuklah kelompok diskusi di kelas
yang beranggotakan 5–8 siswa.
–
Buatlah naskah sosiodrama tentang
pelaksanaan Kongres Pemuda Kedua
dan Pembacaan Ikrar Sumpah Pemuda
di Jakarta.
–
Perankan naskah sosiodrama tersebut.
Uji Unjuk Kerja
–
Presentasikan hasil kesimpulan dari
kegiatan ini dalam diskusi kelas.
Selamat mengerjakan dan semoga
makin tahu suasana dan semangat per-
satuan dan kesatuan pada saat Kongr es
Pemuda II.
Aspek: Psikomotorik